WUKUF DI ARAFAH, WAKTU DATANG DAN MENINGGALKAN ARAFAH
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Kapan
jama’ah haji berangkat menuju Arafah dan kapan meninggalkannya ?
Jawaban
Disyari’atkan datang ke Arafah setelah terbit matahari
pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di
qashar dan jama’ taqdim dengan satu adzan dan dua iqamat karena meneladani Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dan jama’ah haji berada di
Arafah hingga terbenam matahari dengan memperbanyak dzikir, do’a, membaca
al-Qur’an dan talbiyah. Juga disyariatkan memperbanyak membaca :
“Laa ilaha illallahu wah dahu laa syaikalahu, lahulmulku
walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syain qadiir, subhaanallahi walhamdullahi walaa
ilaha ilallahu wala hawla wala quwwata illa billahi”
Juga disunnahkan mengangkat kedua tangan dan menghadap
kiblat ketika berdoa dengan memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada awal dan akhir do’a, karena Arafah semuanya
adalah tempat wukuf. Lalu ketika matahari terbenam disyri’atkan meninggalkan
Arafah untuk menuju Muzdalifah dengan suasana tenang disertai memperbanyak
talbiyah. Dan jika telah sampai di Muzdalifah melaksanakan shalat maghrib dan
isya dijama’ dengan satu adzan dan dua iqamat, di mana shalat Maghrib tetap
dilakukan tiga rakaat sedang shalat Isya dilaksanakan dua rakaat.
MENINGGALKAN ‘ARAFAH SEBELUM MATAHARI
TERBENAM
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa
hukum orang haji yang meninggalkan ‘Arafah sebelum matahari terbenam karena
kondisi pekerjaannya .?
Jawaban
Bagi orang yang meninggalkan ‘Arafah sebelum matahari
terbenam, maka menurut mayoritas ulama, dia wajib membayar kifarat, yaitu
menyembelih kurban yang disembelih dan dibagikan kepada orang-orang miskin di
tanah suci. Tapi jika dia kembali lagi ke Arafah pada malam hari maka kifarat
tersebut gugur darinya.
WUKUF DI LUAR ‘ARAFAH
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Jika
orang yang haji wukuf di luar batas ‘Arafah, dekat darinya, hingga terbenam
matahari kemudian meniggalkan ‘Arafah. Bagaimana hukum hajinya ?
Jawaban
Jika orang haji tidak berada di ‘Arafah pada waktu wukuf,
maka tiada haji baginya. Sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Haji adalah wukuf di Arafah. Maka siapa yang
mendapati ‘Arafah pada malam hari sebelum terbit fajar, sesunggunya dia telah
mendapat haji” [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Adapun waktu wukuf adalah setelah matahari condong ke
barat pada hari Arafah sampai terbit fajar pada malam Idul Adha. Ini adalah yang
disepakati semua ulama. Sedanghkan wukuf sebelum matahri condong ke barat maka
terdapat perbedaan pendapat di antara ulama. Mayoritas ulama mengatakan wukuf
Arafah dianggap tidak sah jika tidak dilakukan setelah matahri condong ke barat
dan pada malam hari. Maka siapa yang wukuf pada siang hari setelah matahari
condong ke barat atau pada malam hari maka telah cukup baginya. Namun yang
utama adalah agar seseorang wukuf setelah shalat dzuhur dan shalat ashar dengan
jama’ taqdim sampai matahari terbenam, dan tidak boleh meninggalkan Arafah
sebelum matahari terbenam bagi orang yang wukuf pada siang hari. Jika dia
melakukan demikian, maka menurut mayoritas ulama, dia wajib menyembelih kurban
karena meninggalkan kewajiban haji, yaitu wukuf di Arafah antara malam dan
siang bagi orang yang wukuf siang hari.
TIDAK DAPAT WUKUF SIANG, BOLEH WUKUF PADA
MALAM HARI
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya :
Seseorang melaksanakan amal-amal haji, tapi pekerjaannya tidak memungkinkan dia
wukuf di Arafah pada siang hari. Apakah dia boleh wukuf pada malam hari setelah
manusia meninggalkan Arafah ? Berapa lama waktu wukuf yang cukup baginya ? Dan
apakah jika dia lewat dengan mobilnya di Arafah maka demikian itu telah cukup
baginya ?
Jawaban
Waktu wukuf di Arafah adalah dari terbit fajar hari
kesembilan Dzulhijjah sampai terbit fajar malam Idul Adha. Jika seseorang tidak
memungkinkan wukuf pada siang hari lalu dia wukuf pada malam hari setelah
manusia meninggalkan Arafah demikian itu telah cukup baginya, hingga walaupun
dia wukuf pada akhir malam mejelang subuh dan hanya beberapa menit. Demikian
juga kalau seorang melewati Arafah di atas kendaraannya, maka sudah cukup
baginya. Tapi yang utama adalah bila seorang hadir pada waktu manusia wukuf
bersama-sama mereka dalam berdo’a pada sore hari ‘Arafah dengan khusyu dan
berharap sebagaimana mereka mengharapkan turunnya rahmat dan didapatkannya
ampunan Allah. Tapi jika seseorang terlewatkan waktu siang, maka dia dapat
wukuf pada malam hari. Adapun yang utama adalah bila seseorang bersegera wukuf
kapan dia mampu melakukan dan singgah di Arafah walaupun sebentar saja seraya
memanjatkan do’a kepada Allah dan merendahkan diri dalam meminta kepada-Nya,
kemudian pergi bersama mereka ke Muzdalifah dan mabit di Muzdalifah sampai
akhir malam sehingga hajinya sempurna.
[Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah oleh
Ulama-Ulama Besar Saudi Arabia, penyusun Muhammad bin Abadul Aziz Al-Musnad,
terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i, hal. 181 – 186, Penerjemah H.Asmuni Solihan
Zamaksyari Lc]
Read more
https://almanhaj.or.id/1975-wukuf-di-arafah-waktu-datang-dan-meninggalkan-arafah.html
0 komentar:
Posting Komentar