Rabu, 24 Juli 2019

Mengenal Lebih Dekat Empat Muadzin Masjidil Haram






Dari sebuah ruangan yang tinggi di atas sumur Zamzam bernama Mukabbariyah di Masjidil Haram, para Muadzin mengumandangkan adzan setiap waktu sebelum salat rawatib.

Lantunan adzan itu bergaya Adzan Hijaz Makkah dengan ciri khas tertentu.

Sore itu Jumat (19/7/2019) bertempat di salah satu rumah seorang Muadzin, delegasi rombongan dari Indonesia yang tergabung dalam peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah bersilaturrahim dengan beberapa Muadzin Masjid Haram.

Aktivitas para Muadzin diatur bagian Adminstrasi Muadzin (Idarah al-Muadzin) dibawah Ar-Riasah Li Syu’un al-Masjid al-Haram dan al-Masjid al-Nabawi (Kantor Kepemimpinan Urusan Masjid al-Haram dan Masjid al-Nabawi) yang dipimpin oleh Prof Dr Abdurrahman al-Sudais.
  
Pada kesempatan ini, empat Muadzin hadir ini bersilaturrahmi dengan peserta daurah, mereka adalah; Sayyid Hasyim al-Saqqaf (Sahibul bait), Ahmad Yunus Khaujah, Suhail Hafidz, dan Said al-Zuhair (Muadzin Masjid al-Rajhi).

"Dalam pertemuan itu, para Muadzin mengumandangkan suara adzan yang biasa terdengar di sekitar Masjid al-Haram pada setiap waktu salat rawatib," kata salah seorang peserta Daurah al-Shaifiyyah, Ustadz Hasan Darojat.

Hasan Darojat menjelaskan, sore itu terdengar lantunan adzan di ruangan pertemuan yang begitu indah dan memikat hati.
  
Menghadirkan kekhusuan dan ketenangan bagi pendengar.

Beberapa Muadzin bergantian mengumandangkan adzan, takbir, tahmid, dan peran mereka dalam mendampingi suara takbir para Imam salat.
  
Jumlah Muadzin di Masjidil Haram ada sekitar 20 orang yang diseleksi secara ketat oleh Majlis Idarah Muadzin.

Adzan adalah panggilan ibadah untuk mengingat Allah SWT.

Seorang muadzin memiliki peran sangat penting, karena ia bertanggung jawab untuk memanggil jamaah setiap waktu datang salat.
  
Baginya tidak boleh terlambat sedikit pun.

Dari sini, ia akan berupaya datang satu atau setengah jam sebelum datangnya waktu salat.

"Suara merdu yang diberikan oleh Allah SWT sebagai anugrah dijaga dengan keimanan dan keikhlasan, memperbanyak membaca Alquran dan berdzikir. Tugas mulia ini akan meningkatkan derajat dirinya di hadapan Allah kelak di hari kiamat," ujar Hasan Darojat.

Sumber: https://www.tribunnews.com


0 komentar:

Posting Komentar