Masjid Bir Ali, tempat Miqat
Ketika di miqat amalan yang dikerjakan adalah pertama,
mandi. Namun dibolehkan kita mandi di penginapan sebelum berangkat ke Bir
Ali. Zaid bin Tsabit berkata: “Saya
melihat Nabi SAW melepaskan pakaiannya dan mandi untuk ihlal” (HR
Turmudzi). Kemudian memeriksa pakaian ihram apakah sudah sesuai dengan
ketentuan yang disyariatkan.
Kedua, melaksanakan shalat sunnat dua rakaat di
masjid miqat. “Nabi SAW melakukan shalat dua rakaat di Dzulhulaifah tempat
dimana Nabi memulai ihramnya” (HR Muslim).
Ketiga, berniat setelah kita
berada di dalam bus. Kita yang tamattu’ (mendahulukan umroh kemudian haji)
niatnya adalah “labbaika allahumma ‘umrotan” sedang bagi yang ifrad (mendahulukan
haji baru umroh) melafadzkan niat
“labbaika allahumma hajjan” dan yang qiran (menggabungkan haji dan umroh)
niatnya “labbaika allahumma ‘umrotan wa hajjan”. Rasulullah SAW berniat saat
beliau telah berada di atas unta.
“Dari Abdullah bin Umar Ra: Rasulullah SAW
shalat di Dzulhulaifah dua rakaat, sehingga apabila telah mantap berdiri unta
yang ditungganginya di dekat masjid Dzulhulaifah beliau berihlal” (HR
Muslim).
Bir Ali, Tempat Singgah Para Tamu Allah
Jemaah haji Indonesia di Madinah mulai bergerak menuju
Mekah. Di tengah perjalanan nanti, mereka akan singgah di Bir Ali.
Tempat ini terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi.
Tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq. Di sana, sebuah masjid berdiri. Namanya
Masjid Bir Ali. Bangunan masjid bernama lain, Masjid Abyar Ali itu tampak seperti
benteng perang. Gagah.
Lokasi ini merupakan saksi bisu perjalanan haji
Rasulullah Muhammad SAW. Di bawah sebuah pohon, Rasulullah berteduh di tengah
perjalanan menuju Mekah. Di lokasi ini pula, sahabat Ali bin Abi Thalib RA
menggali banyak sumur.
Menurut catatan sejarah, di lokasi ini, Rasulullah
melakukan miqat dan mengenakan kain ihram untuk berumroh. Peristiwa inilah yang
akan diikuti jemaah haji di seluruh dunia tiap tahun.
Di masjid ini, jemaah haji akan meniatkan diri untuk
berumroh wajib dan menjalankan sholat ihram.
Sebelum ke Bir Ali, jemaah haji Indonesia diminta untuk
berihram di pemondokan masing-masing. Sehingga, begitu tiba di Masjid Bir Ali,
jemaah dapat segera melaksanakan sholat.
" Jemaah bisa melaksanakan sholat
tahiyatul masjid 2 rakaat, sholat ihram dua rakaat, baru melaksanakan
niat,"
Niat yang dia maksud ialah niat umroh untuk
haji tamattu'. " Sebagaian besar jemaah kita, melaksanakan haji
tamattu',"
Haji tamattu' adalah salah satu prosesi haji yang
didahului umroh. Jemaah haji memakai ihram dari miqat dengan niat umroh pada
musim haji.
Masjid Bir Ali pertama kali dibangun di masa Gubernur
Madinah Umar bin Abdul Aziz pada 706 hingga 712. Arsitek Masjid Bir Ali, Abdul
Wahid El, membuat rancangan bangunan masjid terinspirasi masyarakat sekitar.
Sejak 1985, masjid ini dipersolek. Raja Fahd bin Abdul
Aziz memperluas lokasi masjid. Tanah seluas 6.000 meter persegi dijadikan
lokasi miqat. Di lokasi itu, dua set koridor terpisah teras seluas 1.000 meter
persegi.
Bangunan ini juga memiliki menara yang unik. Bentuknya
spiral. Tingginya 64 meter.
Selain area masjid berbentuk kotak, Bir Ali juga
menyediakan lapangan parkir. Di musim haji, lahan itu digunakan puluhan bus
singgah dan kendaraan pribadi bagi yang berhaji mandiri.
Usai singgah di Masjid Bir Ali, para tamu Allah akan
melanjutkan perjalanan ke Mekah. Jarak Bir Ali ke Mekah sekitar 450 kilometer.
Ditempuh dengan kendaraan, sekitar empat hingga enam jam
perjalanan.
Miqat merupakan salah satu rukun untuk menjalankan umroh
dan haji. Selain Bir Ali, terdapat pula lokasi miqat lain, di antaranya,
1. Miqat di dalam kota Mekah (untuk para mukimin atau
umrah sunah): Ji'irranaa, Adni al-Hal dan Tan'eem.
2. Yalamlam terletak 84 km dari Mekah. Biasanya digunakan
oleh warga Yaman.
3. Juhfah, biasanya digunakan oleh jemaah asal Mesir,
Afrika Utara, Suriah, Yordania dan Libanon.
4. Wadi Aqeeq, lokasi ini berjarak 94 kilometer dari
Mekah. Biasanya digunakan untuk miqat oleh warga Irak.
5. Qarn al-Manazil terletak 94 kilometer dari Mekah.
0 komentar:
Posting Komentar