Minggu, 21 Juli 2019

Layanan Bus Shalawat Jemaah Haji Indonesia 2019




Bagi jamaah calon haji Indonesia yang pemondokannya berjarak 800 meter atau lebih, mereka akan memperoleh layanan berupa bus shalawat untuk mengantarkan mereka ke Masjidil Haram setiap harinya.

“Jadi, dengan keberadaan bus shalawat ini, maka jamaah calon haji tidak perlu meyewa kendaraan lagi selama di Makkah, termasuk untuk melakukan umrah perdana di Masjidil Haram”, kata Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Asep Subhana, Senin (15/7).

Untuk layanan umrah perdana dari tiap kelompok terbang (kloter), Asep mengaku pihaknya telah menyiapkan enam unit bus shalawat.

“Hitungan kita, satu kloter terbesar berisi 455 orang. Diangkut dengan bus shalawat yang kapasitasnya 70-80 orang. Maka, enam bus shalawat dapat sekali angkut mengantar jemaah ke masjidil haram guna umrah perdana,” imbuhnya.

Dengan ketersediaan bus shalawat yang dapat dimanfaatkan secara gratis ini, pemerintah berharap jamaah dapat menghemat biaya hidup selama di Makkah. Jamaah pun bisa menghemat biaya hidup selama di sana.

Menurut Asep, jumlah bus shalawat pengangkut umrah perdana ini telah mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, pemerintah hanya menyediakan empat bus shalawat untuk melakukan pengangkutan umrah perdana.

“Evaluasi tahun lalu jumlah tersebut dirasa kurang. Maka tahun ini ditambah dua unit lagi. Kita sudah hitung, enam unit bus dirasa cukup,” jelas Asep.

Asep juga menyampaikan, layanan bus shalawat saat ini sudah mulai beroperasi bersamaan dengan masuknya jemaah haji Indonesia ke Kota Makkah, Ahad (14/07) kemarin. Pada musim haji 1440H/2019M kali ini pemerintah telah siapkan sembilan rute bus shalawat dengan tiga terminal utama serta sekitar 56 titik perhentian. “Bus ini juga dapat dimanfaatkan jemaah selama 24 jam,” tambah Asep. (R/P2/RI-1)

Bus yang berkapasitas sekitar 70 penumpang ini juga dilengkapi air conditioner (AC), tombol darurat pembuka pintu, GPS, serta alat pemecah kaca. Dalam bus ini juga tersedia soket usb di dinding-dinding bus dekat tempat duduk penumpang yang bisa dimanfaatkan jamaah untuk mengisi daya ponsel maupun gadgetnya.


Meski jumlah bus shalawat yang disediakan sudah cukup banyak, untuk menghindari penumpukan penumpang, Asep mengimbau jamaah untuk dapat datang lebih dini bila ingin sholat fardhu di Masjidil Haram.

“Pada saat ingin shalat berjamaah di Masjidil Haram, wajib datang lebih dini, jangan mendekati waktu adzan. Sehingga tidak berebut dengan jamaah lain dan nyaman di Masjidil Haram,” pesan Asep.

Hal ini juga bertujuan untuk menghindari terjadinya kemacetan di jalur menuju terminal. Begitu juga ketika ingin kembali ke pemondokan usai shalat fardhu, Asep mengimbau agar jamaah dapat bergiliran meninggalkan Masjidil Haram.

Layanan transportasi bus shalawat bagi jamaah haji pada tahun ini melibatkan dua operator bus. Pertama, bus shalawat Saptco yang akan melayani lima rute.

Bus dengan stiker nomor 4 mengakhiri perjalanan di terminal Bab Ali, dan bus bernomor 5, 6, 7, serta 9 akan mengakhiri perjalanan di terminal Syib Amir. Bus shalawat ini memiliki ciri berwana merah.

Kedua, bus shalawat Rawahil yang akan melayani empat rute, masing-masing dengan nomor stiker bus nomor 8 dan 10 yang akan mengakhiri perjalanan di terminal Syib Amir, serta bus bernomor 11 dan 12 yang akan mengakhiri perjalanan di terminal Jiad. Bus shalawat ini memiliki ciri bercat warna hijau.
https://minanews.net

0 komentar:

Posting Komentar