Jemaah Haji Jalani Ritual Lempar Jumrah
Lempar Jumrah dan Perlawanan Terhadap Setan
Mina didatangi pada jama’ah haji pada tanggal 8 Dzulhijah
atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam
sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh.
Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke
Arafah. Kegiatan tersebut adalah sunnah yang dilakukan Rasulullah.
Jamaah haji datang kembali ke Mina setelah selesai
melaksanakan Wukuf di Arafah, karena para jamaah haji akan melakukan
pelaksanaan melempar jumroh. Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di
Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Ritual jumrah bermula ketika Nabi Ibrahim digoda setan
ketika hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya (Nabi
Ismail). Setan bermaksud menggoda Nabi Ibrahim agar menghentikan niatnya untuk
mematuhi perintah Allah.
Namun keimanan Nabi Ibrahim tidak goyah, dengan penuh
keyakinan serta ketakwaan terhadap Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan
perintah itu.
Beliau sudah mengetahui tujuan setan untuk menggodanya
melanggar perintah Allah, sebab itu kemudian Nabi Ibrahim mengambil tujuh batu
kerikil dan melemparnya ke setan. Pelemparan jumrah pertama kali iut disebut
Jumrah Ula.
Setan yang merasa gagal menggoda Nabi Ibrahim setan lalu
membujuk Hajar (istri Nabi Ibrahim), setan mempengaruhi Hajar untuk menolak
mengorbankan anaknya terlebih dia adalah seorang ibu pasti tidak akan tega
membiarkan buah hatinya dikorbankan. Kali ini setan gagal lagi, Hajar menolak
dan melempari setan dengan batu kerikil persis seperti apa yang Nabi Ibrahim
lakukan. Tempat Hajar melempar jumrah itu dinamakan Jumrah Wustha.
Kegagalan menggoda dua orang bertakwa yang mulia tersebut
tidak membuat setan dan iblis goyah, mereka menggoda Nabi Ismail yang masih
anak-anak dan dianggap masih rapuh keimannanya. Lagi-lagi setan gagal ternyata
Nabi Ismail sangat teguh keimananya kepada Allah dan kepatuhannya kepada
ayahnya yang ternyata juga membuat perlawanan.
Akhirnya Nabi Ibrahim, Hajar dan Ismail sama-sama
melempari setan dengan batu kerikil yang kemudian diabadikan menjadi lemparan
Jumar Aqabah. Allah memuji upaya Nabi Ibraim dan keluarga untuk mematuhi
perintah-Nya dan berhasil menghadapi ujian Allah. Peristiwa tersebut diabadikan
dan menjadi kewajiban yang dilakukan bagi setiap jama’ah haji.
0 komentar:
Posting Komentar