HARI ARAFAH, ALLAH SWT MEMBANGGAKAN MANUSIA PADA MALAIKAT ~ Khazanah
Hari Arafah, Hari Paling Istimewa
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma
ba’du,
Hari itu, 9 Dzul Hijjah tahun 10 H (peristiwa haji wada),
merupakan momen paling bersejarah di padang Arafah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai manusia yang paling dicintai Allah, bersama ratusan
ribu sahabatnya, sedang menunaikan rukun Islam yang kelima.
Inilah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau
tunaikan, setelah diangkat menjadi Nabi. Benar-benar peristiwa langka dan momen
luar biasa. Apalagi jika mengingat bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari
ritual haji. Sabda beliau,
Haji adalah Arafah”. “
(HR. Ahmad 18774, Nasai 3016, Turmudzi 889, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Gersangnya padang Arafah dan teriknya matahari, sama
sekali tidak mengurungkan tekad para sahabat untuk memerhatikan dengan seksama
setiap gerakan dan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab
beliau sendiri berulang kali mengingatkan sedari awal, agar mereka meneladani
praktik manasik ini sebaik mungkin, sebab beliau mungkin takkan berjumpa lagi
dengan mereka setelah itu.
Masih tertanam kuat dalam ingatan para sahabat, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan fenomena wukuf yang
demikian agung tadi dalam sabdanya,
“Pada hari Arafah, Allah turun ke langit dunia dan
membanggakan mereka yang wukuf di hadapan para malaikat. Allah berkata,
“Lihatlah hamba-hamba-Ku itu! Mereka datang dari segala penjuru dengan rambut
kusut dan tubuh berdebu… saksikanlah oleh kalian, bahwa Aku telah mengampuni
mereka”. Para malaikat menyela, “Akan tetapi di sana ada si fulan dan si fulan
?”, namun kata Allah: “Aku telah mengampuni mereka”.
Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidak ada satu hari pun yang saat itu Allah
demikian banyak membebaskan manusia dari neraka, melebihi hari Arafah.”
(HR. Ibnu Khuzaimah no. 2840 dan Ibnu Hibban no. 3853. Hadits ini dihasankan
oleh Ibnu Mandah dalam kitab At Tauhid, no. 984)
Jangan anda bayangkan bahwa kondisi mereka seperti jemaah
haji kita saat ini. Jemaah haji kita hanya menempuh sepuluh jam untuk tiba di
tanah suci, sedangkan para sahabat harus menempuhnya dalam sepuluh hari. Jemaah
kita menaiki pesawat yang full AC, sedangkan para sahabat hanya mengendarai
unta dengan terpaan hawa panas gurun pasir. Makanya, dapat dipastikan bahwa
setelah 10 hari lebih dalam keadaan ihram, rambut mereka pasti kusut dan
berdebu.
Mereka juga tidak tinggal dalam kemah yang sejuk dengan
makanan yang melimpah. Mayoritas sahabat – termasuk Rasulullah – justru melalui
hari yang demikian terik tadi tanpa naungan apapun.kaos polo muslim
Singkatnya, pada hari itu terkumpullah pada mereka
sejumlah faktor penting penyebab terkabulnya doa. Mulai dari kondisi yang
memprihatinkan, waktu dan tempat yang mulia, hingga dekatnya Allah kepada
mereka.
Read more
https://konsultasisyariah.com/20575-hari-arafah-hari-paling-istimewa.html
0 komentar:
Posting Komentar