Informasi Mengenai Kajian di Masjid Nabawi
Kajian di Masjid Nabawi. Masjid Nabawi yang merupakan
tempat suci kedua setelah masjidil haram ini tentu tidak asing lagi bagi para
penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Tempat ini merupakan salah satu
tempat yang harus dikunjungi ketika beribadah untuk haji atau pun umroh.
Di berbagai rentetan kegiatan haji tentu ada beberapa
kegiatan yang sangat mengundang hati untuk datang. Apalagi jika itu merupakan
suatu aktivitas ibadah yang dilakukan di salah satu masjid tersuci dan menjadi salah
atu deretan terbesar di dunia ini, seperti kajian di Masjid Nabawi.
Kajian di Masjid Nabawi
Untuk para umat muslim tentunya sudah tidak asing lagi
dengan kajian-kajian yang biasanya didengar dimasjid-masjid. Mushola-mushola,
dan beberapa perkumpulan positif lainnya.
Namun, bagaimana jika para jamaah haji atau umroh juga
ingin mengikuti aktivitas beribadah yang satu ini? bukankah di kota Mekkah atau
pun Madinah sama-sama menggunakan Bahasa Arab? Lalu bagaimana denagn para
jamaah yang kurang paham mengenai Bahasa Arab?
Tentunya beberapa pertanyaan ini akan keluar secara
langsung setelah Anda mendengar informasi adanya kajian di Masjid Nabawi.
Memang jika kegiatan seperti ceramah, tausiah dan kajian lainnya disampaikan
dalam Bahasa Arab tentu akan menyulitkan beberapa jamaah yang ingin mendengar
secara langsung.
Mengenai hal apa yang disampaikan oleh pemberi tausiah
atau kajian. Sehingga banyak dari para jamaah yang khawatir. Namun, perlu
kalian ketahui, Pemerintah Arab Saudi selalu mengerti dan selalu berusaha untuk
melengkapi kebutuhan-kebutuhan para jamaah.
Bukti mengenai perhatian Pemerintah Arab terhadap
kegiatan aktivitas beribadah para jamaah bisa dilihat dari respon pemerintah
terhadap pemenuhan kebutuhan para jamaah khususnya Indonesia.
Bagaimana pelaksanaan kajian di Masjid Nabawi
Pasalnya, selain ada kebijakan mengenai berbagai papan
pengumuman disetiap sudut masjid dengan
menggunakan Bahasa Indonesia atau melayu, ada juga kebijakan yang tentunya
sangat membahagiakan bagi para jamaah asal Indonesia dan beberapa Negara
tetangga yang memiliki bahasa hampir sama.
Yakni dengan disediakannya kajian di Masjid Nabawi dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Tentu saja hal ini sangat membahagiakan bagi para
jamaah asal indonesia yang sedang ingin berlomba-lomba dalam hal kebaikan yakni
ibadah.
Ditambah lagi seperti ang sudah kita ketahui masjid
nabawi merupakan salah satu tempat yang sangat istimewa. Sehingga tak
mengherankan jika beberapa aktivitas ibadah yang dilakukan secara langsung di
Masjid Nabawi memiliki jumlah pahala yang lebih besar jika dibandingkan dengan
masjid-masjid lainnya yang ada di Indonesia.
Sehingga mulai dari pagi hingga pagi lagi pun tempat suci
ini tidak pernah sepi dengan para jamaah yang selalu ingin bertambah dekat
dengan sang esa. Dan mereka yang tidak ingin menyianyiakan waktunya hanya untuk
duduk istirahat di penginapan atau tidr sejenak.
Beberapa jamaah lebih memilih untuk meneruskan ibadah
mereka, menggunakan waktu dengan sebaik
mungkin karena belum tentu mereka tahun depan atau tahun-tahun berikutnya bisa
datang kembali untuk beribadah ke tempat-tempat suci ini.
Dengan adanya kebijakan mengenai adanya kajian Masjid
Nabawi dengan menggunakan Bahasa Indonesia (Melayu) ini tentu akan sangat
mengundang antusias para jamaah Indonesia atau Negara melayu lainnya untuk
meramaikan ibadah tersebut.
Ditambah lagi penyampai tausiah atau pengisi kajian
merupakan ustadz-ustadz asal Indonesia langsung. Yang telah diseleksi oleh para
ulama besar untuk mendapatkan hasil seleksi yang benar-benar pantas mengisi
kajian untuk para Jemaah.
Tentunya ini merupakan momen yang sangat tepat untuk
mengambil manfaat dan pahala lebih banyak selama berada di kota Madinah.
Seperti sabda Rosulullah yakni “Barang siapa mendatangi masjidku (Masjid
Nabawi) ini, tidak mendatanginya kecuali karena untuk mempelajari sebuah
kebaikan atau mengajarkannya.
Maka kedudukan dia seperti orang yang berperang di jalan
Allah. dan barangsiapa yang datang untuk selain itu maka dia seperti orang yang
melihat barang milik orang lain (sesuatu yang bukan miliknya)” (HR. Ibnu Majah
yang dishohihkan Syaikh Al Albani Rohimulloh)
Ustadz-ustadz pengisi kajian di Masjid Nabawi
yang langsung didatangkan dari indonesia itu adalah Ustadz Firanda Andirja, MA.
Yang merupakan mahasiswa jurusan aqidah, kuliah da’wah dan ushuluddin,
Universitas Islam Madinah, asli Sorong, Papua.
Dan ustadz kedua yang ditunjuk untuk mengisi
tausiah dan kajian di Masjid Nabawi ada Ustadz Abdullah Roy, MA, asal
Yogyakarta.
www.khalifahajj.travel
0 komentar:
Posting Komentar