Minggu, 28 Juli 2019

Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama


Gua Hira, Tempat Rasulullah SAW Menerima Wahyu

Gua hira yang berada di puncak Jabal Nur Makkah selalu ramai diziarahi umat Islam dari seluruh dunia. Foto/Istimewa
Jabal Nur (bukit cahaya) dan Gua Hira menjadi saksi turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Di tempat inilah Rasulullah SAW menerima perintah iqra’ (membaca) sekaligus menandai dimulainya periode kenabian (nubuwwah).

Gua Hiro (Hira), terletak di puncak Jabal Nur (Bukit Cahaya), di wilayah Hijaz, Saudi Arabia. Berjarak sekitar 6 Km di sebelah timur Kota Makkah Al-Mukarromah. Jabal Nur ini terdiri atas bebatuan hitam yang tajam. Tingginya sekitar 200 meter dengan puncak berbentuk cembung. Gua Hira ini terletak sekitar 40 meter di bawah pucuk Jabal Nur.

Gua dangkal itu tingginya tidak sampai 1 meter. Lebarnya berkisar satu hasta (50 cm) dengan panjang kira-kira 2 meter. Tempat ini tergolong sempit dan kalau salat hanya bisa dilakukan seorang saja. Pun terlihat sempit, di tempat inilah Nabi Muhammad SAW sering menyendiri (bertahannuts), bermunajat kepada Allah. Beliau memikirkan keadaan penduduk Mekkah yang sudah melupakan ajaran Nabi Ibrahim (‘alaihissalam).

Gua ini menjadi tempat yang disukai Rasulullah SAW dibanding bukit lainnya. Jika berdiri di puncak gua, wajah kita akan berhadapan langsung dengan Baitullah, Masjidil Haram yang berjarak 6 Km. Jadi, kalau ingin shalat kita tak perlu pusing-pusing mencari kiblat. Tak jauh dari Jabal Nur, tampak sebuah bukit yang banyak orang menyebutnya adalah Jabal Jibril.

Namun, untuk sampai ke gua ini perlu fisik yang kuat karena bukitnya yang curam, kering dan penuh bebatuan. Butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk mencapai puncaknya. Sekarang para jamaah telah dimudahkan mencapai bukit ini karena diberi anak-anak tangga yang jumlahnya lebih dari 600 anak tangga.
Untuk sampai di Gua Hira selain butuh fisik yang bugar, kesucian qalbu juga harus dimiliki setiap jamaah agar dimudahkan dalam pendakiannya. Apalagi mengingat Rasulullah dulu mendaki bukit ini tentu butuh perjuangan dibanding saat ini.


0 komentar:

Posting Komentar